Semen adalah salah satu bahan material wajib yang digunakan saat akan membangun maupun merenovasi rumah. Demi memenuhi kebutuhan inilah, semen juga terus dikembangkan agar semakin mudah dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Salah satunya adalah dengan kehadiran semen mortar yang mulai banyak dipilih oleh masyarakat dibandingkan dengan semen konvensional.
Nah, untuk kamu yang sedang berencana untuk merenovasi rumah, mungkin bingung apa sih bedanya kedua semen ini? Dan mana ya yang sebaiknya dipilih? Berikut ini adalah perbedaan antara semen mortar dan semen konvensional.
Cara Penggunaan
Semen konvensional adalah semen yang proses pengerjaannya masih dilakukan secara manual. Maksudnya, kamu harus mencampurkan sendiri bubuk semen dengan pasir dan air untuk mendapatkan adukan semen yang siap untuk digunakan dalam pembangunan atau renovasi rumah. Proses pencampuran bahan-bahan tersebut harus dilakukan dalam takaran yang pas, karena akan memengaruhi ketahanan bangunan.
Sementara semen mortar adalah bubuk semen yang telah diproduksi secara komputerisasi dengan campuran berbagai material. Untuk menggunakannya, kamu hanya perlu menambahkan dengan air saja dan adukan semen telah siap digunakan. Apalagi jika kamu hanya melakukan perbaikan rumah pada area yang terbatas saja, penggunaan semen mortar akan lebih tepat.
Biaya
Semen konvensional masih harus melibatkan berbagai material bangunan lainnya, sehingga membuat biaya lebih sulit untuk dihitung. Apalagi risiko adanya kesalahan penghitungan dalam menentukan kebutuhan material-material tersebut tetap ada. Sementara semen mortar lebih mudah dalam mengkalkulasi biaya, karena kamu hanya membutuhkan tambahan air sebagai campurannya.
Waktu Pengerjaan
Dari segi waktu pengerjaan, sudah jelas bahwa semen konvensional akan membutuhkan waktu lebih panjang. Pertama kamu harus menyiapkan material yang akan dicampurkan. Kedua mencampurkan semua material dan memastikan telah tercampur sempurna, karena akan memengaruhi ketahanan bangunan. Setelah itu, barulah adukan semen siap digunakan.
Sementara semen mortar hanya perlu langkah yang lebih sederhana, yaitu menuangkan bubuk semen mortar dan air, kemudian aduk rata. Butirannya yang halus juga dapat tercampur lebih mudah dengan air dibandingkan dengan semen konvensional. Tidak hanya itu saja, proses pengeringan pada semen konvensional juga membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan semen mortar.
Ketahanan
Dari segi ketahanan, keduanya memiliki kelebihan. Semen konvensional yang memiliki rasio takaran yang sesuai, akan memiliki ketahanan yang luar biasa dibandingkan dengan semen lainnya. Itulah sebabnya, semen konvensional sangat pas jika digunakan untuk area yang membutuhkan kekuatan, seperti pondasi bangunan.
Sementara semen mortar, memiliki ketahanan yang tetap sesuai dengan yang dinyatakan oleh produsen. Namun, tentunya selama takaran campuran airnya juga sesuai dengan yang dianjurkan ya.
Nah, sudah tahu kan perbedaan dari keduanya? Jadi, semen mana nih yang mau kamu pilih?